Nikmati Tambahan Kuota, Pemerintah Akan Usul Perbaikan Sarpras Haji

By Admin

nusakini.com-- Rencana kedatangan Raja Salman ke Indonesia membuka harapan sejumlah pihak bagi penambahan kuota jemaah haji Indonesia. Hal ini mengingat antrian haji di Indonesia yang sangat panjang, rata-rata lebih dari 17 tahun. 

Selain kuota haji tahun ini yang kembali normal (211ribu), Indonesia sendiri telah mendapatkan tambahan kuota sebanyak 10ribu jemaah. Untuk itu, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengajak masyarakat untuk menikmati terlebih dahulu tambahan kuota yang telah diberikan. 

"Jangan tambahan kuota yang diberikan Pemerintah Saudi belum kita nikmati, kita sudah minta tambahan lagi. Kita pun tentu harus menenggang negara-negara lainnya karena tidak ada satupun negara yang mendapatkan tambahan kuota," ujar Menag dalam kesempatan live talkshow di salah satu televisi nasional, Selasa (28/2). 

Menurutnya, problem penyelenggaraan haji bukan terkait tambahan kuota, tapi daya tampung dua kota suci di Saudi Arabia (Makkah dan Madinah), termasuk Arafah-Mina, yang sangat terbatas. "Kita harus punya pemahaman, persoalannya bukan tambahan kuota yang harus kita tuntut. Tapi bagaimana penyiapan sarana dan prasarana, fasilitas umum di sana sehingga jumlah jamaah haji yang banyak itu justru tidak menimbulkan ancaman selama mereka di sana," ucap Menag. 

Sehubungan itu, Menag mengaku akan terus mengusulkan peningkatan sarana prasarana dan fasilitas umum perhajian, khususnya di Arafah dan Mina. Kata Menag, puncak haji ada di Arafah dan juga di Mina, sementara kedua tempat tersebut wilayahnya terbatas, tidak bisa begitu saja diperluas karena ada ketentuan keagamaan. 

"Inilah yang harus kita siasati dengan bagaimana fasilitas bisa ditingkatkan, tidak melebar tapi ke atas. Ini memerlukan kecermatan dan perencanaan yang matang," terangnya. 

Meski demikian, bukan berarti Kementerian Agama akan menutup mata terhadap peluang adanya penambahan kuota. Menag mengatakan bahwa pihaknya sedang terus memperjuangkan agar kuota yang tidak optimal terserap di beberapa negara itu bisa dimanfaatkan Indonesia. Sebab, lazim di setiap penyelenggaraan ibadah haji, ada beberapa negara yang kuotanya tidak terpakai seluruhnya. (p/ab)